Jumat, 16 Juli 2010

Penulisan al-Qur'an di Zaman Nabi.

Pada waktu Al-Qur'an turun, sudah banyak sahabat-sahabat yang pandai menulis(87).
Di Makkah setidaknya sudah ada 7 orang sahabat, Misalnya : Muawiyah dan Yazid keduanya putera Abu Sufyan, Umar ibn Khathab, Utsman ibn Affan, Ali ibn Abi Thalib, Abdullah ibn Mas'ud, Thalhah ibn Abdullah, Abu Ubaidah ibn Jarah, Hudzaifah ibn al-Yaman, Abu Hurairah, Abu al-Darda' dan Abu Musa al-Asy'ari(88).
Di al-Madinah al-Munawwarah minimal ada 10 orang. Misalnya : Saad ibn Zurarah, al-Mundzir ibn Umar, Ubai ibn Ka'ab, Zaid ibn Tsabit, Rafi' ibn Malik, Asir ibn Mudhar, Ma'n ibn Adiy, Abu Ain ibn Katsir, Aus ibn al-Khuli, Basyir ibn Said(89) dan Abdullah ibn Said ibn Umaiyah yang ditunjuk Nabi sebagai guru membaca dan menulis(90), serta Hassaan ibn Tsabit yang penyair terkenal di kalangan para sahabat(91). Dan di kalangan wanita adalah al-Syifa binti Abdullah al-Adawiyah, Hafshah binti Umar isteri Nabi.(92).
Setiap ayat turun Nabi selalu memerintah sahabat untuk menulisnya. Di antaranya beliau bersabda kepada Mu'awiyah(93) :
اَلْقِ الدّوَاةَ ، و حَرِّفِ الْقَلَمَ ، وَ اَنْصِبِ الْبَاءَ ، وَ فَرِّقِ السِّيْنَ ، وَ لاَ تُعَوِّرِ الْمِيْمَ ، وَ حَسِّنِ اللّهَ، وَ مُدّ الرّحْمَانَ، وَ جَوِّدِ الرّحِيْمَ ، وَ ضَعْ قَلَمَكَ عَلَى أُذُنِكَ الْيُسْرَى ، فَإِنّهُ اَذْكَرُ لَكَ .
Artinya : Teteskanlah tinta, goreskan pena, tepatkanlah "Ba'", bedakanlah "Sin", jangan bengkokkan "Mim", perindahlah tulisan "Allah", panjangkan "al-Rahman", perelok "al-Rahim", dan letakkanlah penamu di atas telinga kirimu, karena yang demikian lebih mudah mengingatkanmu.
Nabi juga pernah menyuruh sahabat agar mereka belajar al-Qur'an kepada Salim (yang gugur pada pertempuran di Yamamah, yang terjadi ketika Abu Bakar menjadi Khalifah), Mu'adz (wafat di zaman Khalifah 'Umar), 'Abdullah ibn Mas'ud (wafat di zaman Khalifah 'Utsman), dan Ubai ibn Ka'ab (wafat di zaman Khalifah 'Utsman) juga. pernah mengirim Mush'ab ibn 'Umairah dan Ibn Ummi Maktum ke al-Madinah untuk mengajarkan Islam dan al-Qur'an. Dan ketika hijarah ke al-Madinah Nabi mengirim Mu'adz ke Makkah untuk missi yang sama. Karena itu di Masjid Nabi setiap saat selalu ramai sahabat yang belajar al-Qur'an dan Nabi pun menganjurkan belajar tulis-menulis, di beberapa daerah juga banyak yang mengajarkan al-Qur'an(94).
Setelah perjalanan sejarah sekian lama, beberapa sumber menyebutkan sebagaimana berikut :
1. IBN AL-NADIM (W.1047 M) (dalam bukunya al-Fahrasat) :
-
-
-
'Ali ibn Abi Thalib
-
Ubai ibn Ka'ab
Abu al-Darda'
Mu'adz ibn Jabal
Abu Zaid
Sa'ad ibn 'Ubaid
-
'Abdullah ibn Mas'ud
'Abid ibn Muawiyah

2. AL-ZARKASYI (1355-1404 M) (dalam bukunya al-Burhan)
-
-
'Utsman ibn 'Affan
-
Zaid ibn Tsabit
Ubai in Ka'ab
Abu al-Darda'
Mu'adz ibn Jabal
Abu Zaid
Sa'ad ibn Ubaid
-
Tamim al-Dari
Abu Musa al-Asyari
Salim Maula Hudz.
'Abdullah ibn 'Umar
'Uqbah ibn 'Amir

3. IBN HAJAR (1373-1449 M) (dalam bukunya Fath al-Bari)
Abu Bakar
'Umar ibn Khathab
'Utsman ibn 'Affan
'Ali ibn Abi Thalib
Zaid ibn Tsabit
Ubai ibn Ka'ab
-
Mu'adz ibn Jabal
-
-
Mu'awiyah
al-Mughirah
Zubair ibn al-'Awam
Syarahbil ibn Hasana
'Abdulla ibn Ruwahah

4. IBN KATSIR (W. 1384 M) (dalam bukunya al-Bidayah)
Abu Bakar
'Umar ibn Khathab
'Utsman ibn 'Affan
'Ali ibn Abi Thalib
Zaid ibn Tsabit
Ubai ibn Ka'ab
-
-
-
-
Mu'awiyah
Tsabit ibn Qais
Abban ibn Sa'id
Arqam ibn Abi Arq.
Hanzhalah ibn Robi'
Khalid ibn Sa'id, dll.

5. AL-SUYUTHI (1445-1505 M) (dalam bukunya al-Itqan)
Abu Bakar
'Umar ibn Khathab
-
'Ali ibn Abi Thalib,
Zaid ibn Tsabit
-
-
-
-
-
-
Abu Huzaimah
Mereka menulis dan mengumpulkan tulisan-tulisan al-Qur'an(95) yang berserakan di beberapa tempat seperti pelepah kurma, lempengan-lempengan batu, daun, kulit dan tulang(96) berdasarkan bacaannya apa adanya, baik susunan bahasa maupun kata-katanya, apakah dari bahasa Hijaz atau bukan(97), dari bahasa Arab atau tidak(98), berbeda tata-tulisnya(99) atau tidak sesuai dengan kecakapan dan lahjah masing-masing. Kegiatan tersebut berlangsung sejak dari masa-masa al-Qur'an turun di Makkah selama 13 tahun, sampai di al-Madinah selama 10 tahun(100), baik yang turun di waktu Nabi sedang berada di rumah atau tidak, di waktu siang maupun malam hari(101).
Kemudian tulisan-tulisan itu disimpan di rumah Nabi dalam keadaan belum berupa satu bendel(102) di samping di antara mereka ada yang menyimpan untuk diri sendiri(103), seperti 'Umar ibn al-Khathab(104), 'Ali ibn Abi Thalib, Ubai ibn Ka'ab, 'Abdullah ibn Mas'ud, Ibn 'Abbas, termasuk istri-istri Nabi yaitu 'Aisyah, Hafshah dan Ummu Salamah, yang di antara sisanya masih tersimpan di Damaskus(105).
Setiap tahun Malaikat Jibril selalu datang kepada Nabi untuk memantapkan bacaan, bahkan di akhir hayat beliau Jibril dua kali turun. Semua bacaan yang Rasul Allah hafal selalu beliau sampaikan kepada sahabat yang sedang beliau hadapi banyak atau sedikit, dari satu Kabilah atau bermacam-macam kabilah, karena beliau bersifat Shiddiq, Amanah, Tabligh dan Fathanah, baik satu ayat, dua atau tiga dan lebih banyak lagi, dan beliau bacakan persis seperti yang diajarkan Jibril, karena Allah menjamin keutuhannya di dalam diri beliau (al-Qiyamah:16-20).
Maskipun demikian, urut-urutan surah dan ayat yang mereka hafal mereka tulis sesuai dengan ajaran Nabi yang beliau terima secara Tauqifi (wahyu) dari Allah(106) karena mereka selalu mendengar bacaan beliau, "termasuk basmalah" di setiap awal surah(107). Sedang pemberian nama-nama surah, masih diperselisihkan apakah "Tauqifi" atau "Taufiqi"(108). Adapun pembagiannya menjadi 30 juz dan lain sebagainya adalah oleh para ulama berikutnya(109).
Karena perbedaan dialek, al-Qur'an diturunkan dengan "سبعة احرفُ" (Tujuh macam tata-baca)(110), untuk memberikan kemudahan bagi umat(111). Kemunculan "Tujuh Huruf" tersebut tidak sama dengan "Qira'ah Sab'ah" yang ditulis Ibn Mujahid. Perbandingannya penulis rangkum dalam tabel berikut :
SAB'ATU AHRUF
1. Tidak berarti hanya tujuh macam cara bacaan.
2. Ada sejak awal mula turunnya Al-Qur'an.
3. Diajarkan semuanya oleh Rasul Allah saw. kepada shahabat.
4. Disandarkan pada ajaran beliau semata, yang diajarkan Jibril.
5. Mencakup semua baca-an yang diajarkan oleh Nabi saw.
6. Sab'atu Ahruf sama dengan bermacam-macam cara mem-bacanya.

QIRA'AH SAB'AH
1. Semata-mata hanya tujuh macam cara bacaan saja.
2. Mulai ada pada abad ke-3 / 4 hijriyah saja.
3. Bacaan-bacaan yang dihimpun oleh Ibnu Mujahid.
4. Disandarkan pada seleksiIbn Mudjahid dari bacaan yang masyhur.
5. Merupakan sebagian saja dari Sab'atu Ahrufnya Nabi saw.
6. Qira'ah Sab'ah memang benar-benar tujuh, berdasarkan seleksi Ibnu Mujahid tersebut.